ESSAI - Peran Agama Dibalik Harmoni Kebhinnekaan
sumber:nusabali.com
NESTROSIA - Keberagaman yang begitu solid tentu harus didasari
dengan kesadaran masing-masing kalangan, baik dari sisi peran aktif maupun
pasif. Keberadaan semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi langkah tepat
untuk membungkus keberagaman hingga menjadi sebuah satu kesatuan. Karena
seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara dengan tingkat
keberagaman terbesar di dunia. Walaupun begitu, belumlah cukup jika hanya
menyematkan semboyan dalam ketatanegaraan tanpa didukung oleh partisipasi
masyarakat dalam bentuk toleransi antar ragam budaya yang kuat sebagai upaya
untuk menjaga keberagaman tetap utuh.
Seperti yang kita ketahui, dalam era keterbukaan
seperti sakarang ini memungkinkan terjadinya disintegrasi di tubuh NKRI. Bukanlah
sebuah perkara yang tidak mungkin terjadi, mengingat Indonesia sendiri
merupakan negara dengan tingkat kecenderungan globalisasi sangat tinggi,
terlebih Indonesia sendiri memiliki keberagaman yang begitu besar. Itulah
mengapa penerapan Bhinneka Tunggal Ika harus diwujudkan dengan kesadaran
penuh agar tidak terjadi kesalahan persepsi mengenai keberagaman yang dapat
menyebabkan perselisihan, kususnya kaum remaja sebagai pengguna aktif
globalisasi agar dapat mematahkan pengaruh luar yang dapat membahayakan
keberagaman.
Untuk menumbuhkan rasa kesadaran itu, maka diperlukan
sistematika dalam kehidupan yang sejalan dengan perkembangan peradaban dunia.
Agar tidak terjadi penyimpangan, maka perlu keikutsertaan karakter agamis yang
menggambarkan peranan sosial yang beradab, termasuk dalam hal toleransi antar
unsur keberagaman, misalnya dalam Islam dikenal Rahmatan Lil 'Alamin sebagai
upaya pembentukan konsep kehidupan yang berkemanusiaan, sebagaimana tercantum
dalam Al-Qur'an surat al-Anbiya ayat 107. Tentu dengan begitu, agama
menjadi unsur penting dalam penegakkan kebhinnekaan.
Pengaruh agama terhadap
Bhinneka Tunggal Ika
Kedudukan agama disini adalah sebagai sumber moral dan
nilai kemanusiaan. Walaupun terkadang agama menjadi penyebab intoleransi yang
menimbulkan konflik antar agama sendiri, namun jika dilihat dari segi positif,
agama menjadi asal mula terbentuknya karakter manusia yang berwibawa. Oleh
karena itu, agama dapat berperan penting dalam upaya menjaga keselarasan dalam
keberagaman yang ada. Terlebih Indonesia memiliki keberagaman yang sangat
tinggi, untuk itulah diperlukan pelatihan kusus karakter melalui agama agar
setiap insan memiliki iman yang dapat menjadi cerminan ragam budaya.
Abul Qosim Al-Khu'i, penulis buku "Menuju Islam Rasional" mengatakan, "pada
dasarnya kita membutuhkan agama dikarenakan agama mampu melestarikan hubungan
yang baik dan harmonis antar manusia". Dalam pernyataan tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa agama dapat menjadi pedoman terbentuknya harmoni
kebhinnekaan. Begitu juga dengan pernyataan keduanya, yakni "tanpa
bantuan agama, dapat dipastikan bahwa nilai-nilai kebajikan atau moralitas
tersebut niscaya akan kehilangan maknanya dan akan menjelma menjadi serangkaian
nasihat belaka yang bersifat tidak mengikat". Ini menjelaskan bahwa
tidak ada unsur lain yang dapat membentuk karakter manusia selain agama. Begitu
juga kaitannya dengan nilai-nilai keberagaman yang tentunya membutuhkan
toleransi yang kuat.
Untuk itu, dalam proses pembentukan karakter setiap
insan tidak cukup hanya dilandasi dengan pendidikan formal saja, namun juga
harus disertai dengan konsep agama agar karakter yang tumbuh berlangsung
bersama dengan kewibawaan. Kelak, keterlibatan agama ini memberikan pengaruh
positif dalam keberagaman sebagai upaya untuk menjaga identitas Bhinneka
Tunggak Ika. Dengan begitu, upaya untuk mewujudkan aspek keberagaman berdasarkan asas
kebangsaan yang harmonis bukanlah perkara yang sulit dicapai selagi semboyan Bhinneka
Tunggal Ika masih melekat dalam diri masyarakat bersamaan dengan kepribadian
yang dikembangkan melalui konsep agamis.
Post a Comment for "ESSAI - Peran Agama Dibalik Harmoni Kebhinnekaan"